Skip to main content

error,"Maaf Mas, Aku Mencintaimu..."#Episode 14




Jangan pergi/Yang kumau_krisdayanti



Jangan pergi dariku, tinggalkanku
Bawa daku kemana kau pergi
Jangan lari dariku
Jangan tinggal kan aku 
sisakanlah waktumu untukku
hanya bersamaku

jangan pegi dariku
tinggalkanku
bawa daku kemana kau pergi..
jangan tinggalkan aku
sisakanlah waktumu untkku
hanya bersama ku

yang ku mau
ada dirimu..
tapi tak begini keadaannya

yang ku mau
selalu dengan mu
jika Tuhan berikan waktu
sisa umurku sluruh nafas ku

ku kan selalu selamanya
bernyanyi untukmu...




Jika aku pergi dan menghilang dari kehidupanmu, apakah berpengaruh dalam keseharianmu? Apakah kamu akan mencariku dan terus mencari tahu keberadaanku? Atau kamu hanya akan diam, dan melupakanku? Dalam pikirku ada segala cerita tentangmu dan tentang kita juga tentang hari-hari yang diisi dengan segala senyum, tawa juga tangis yang ada. Tak dapat dihapus, dan memang tak ingin kuhapus. Juga tak ingin menjadikannya kenangan, karena kuingin kamu ada di sini bersamaku dalam detik detak jantung dan aliran darahku.


Tak terbayangkan olehku jika kamu pergi dan menghilang dari hidupku. Entah bagaimana mengisi hari yang ada dengan sejuta gundah bahkan lebih dari hitungan bilangan yang ada tanpamu. Bukan cuma manis yang ada saat bersamamu. Tapi ada nyaman yang menyelimuti saat bersamamu. Masalah demi masalah menjadi lebih ringan saat berbagi denganmu, solusi ringkas yang datang darimu membongkar permasalahan menjadi cerita ringan. Jika aku pergi dan menghilang dari hidupmu, apakah hal ini juga terjadi padamu? Entahlah...


"Gue ga akan ninggalin lo. Insya Allah kita akan terus bersama selamanya"


"Ya, Mas"


"Maapin gue, gue menyayangi tapi ga bisa berbuat apa-apa, cuma bisa begini"


"Ya"


"Lo ada di hati gue"


Tapi aku tak ingin sekedar di hati, yang kuingin ada di hidupmu, dalam keseharianmu.


"Jalani aja. Sampai saat ini gue juga ga tau harus berbuat apa. Masih belum tau"


"Ya"


Aku mencintaimu... Terlintas ingatan tentang ucapan Ngka yang berkata bahwa kamu adalah bapaknya, juga pengakuan bangga akanmu, Mas. Teringat saat tadi kita bersama-sama pergi untuk makan malam dengan anak-anak. Cerianya mereka saat Mas hadir. Begitu terlihat relax dan nyaman, layaknya kita memang sebuah keluarga utuh. Tak akan ada yang menyangka bahwa kami bukan bagian dari hidupmu...


Maafkan aku yang membingungkanmu, yang mengacaukan jalan hidupmu. Jika aku tak ada, mungkin hidupmu akan lebih baik dari sekarang, Mas.


"Gue nyaman ada lo. Gue merasa lebih baik seudah ada lo"


Ah, ternyata kita sama, Mas. Sama-sama merasa nyaman saat bersama... Ijinkan aku ada dalam hidupmu, Mas.., dan jangan pergi meninggalkanku. Dengan keadaan yang ada, aku siap menghadapi bersamamu... Tapi tetap kumeminta maaf padamu, Mas. Maafkan aku yang mencintaimu dengan tulus dan berniat untuk terus mencintaimu... Seperti apa hari yang akan kita hadapi esok, biarlah jadi cerita di esok hari, dan kita hadapi bersama seperti yang selama ini sudah kita isi bersama... 


Sebuah ketetapan hati diucap oleh hati, dan menjadikannya komitmen hati untuk cinta yang diberi GUSTI pada kita, Mas... Luv u, Mas...








Comments

  1. mencintai dan dicintai memang sangat indah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah bener mbak Lisa, mencintai dan dicintai memang indah, anugerah indah dari GUSTI... ;)

      Delete
  2. Kisahnya makin seru, mbak. Ayo doong episode berikutnya doooong ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe mbak Rin... Aku lagi menghimpun energi untuk review mbaaak... Hihihi... dah mepet banget nih waktunya... semangat, semangat, semangaaat...# malu ama mbak Rin yang dah selesai ngereview... :p

      Delete
  3. rasa cinta dapat menguatkan keduanya. Rintangan yang ada dapat diatasi secara bersama-sama. Bukan begitu kak error hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. siiip..! Dengan KeKuatan cinta...! Hwehehee..., gitu ya mas HP Yitno :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI