"Mamaaaa, ada orang di pagar", kata Zi
"Gi aja ya Ma... Gi yang keluar ya", ujar Zi, lalu berlari ke luar. Tak lama kemudian Gi terlihat membawa kantong plastik besar merah warna merah sambil tertawa.
"Gi aja yang keluar kalau ada yang trek trek pagar ya Maaaa", kata Gi, dan menambahkan,"Selalu makanan!", dan disambut tawa De juga Zi. Aku tersenyum...
"Makan ma?", tanya Gi
Aku tersenyum, dan mengangguk.
"Maaaaaaa, ada 2 kardusnyaaaaa...", suara Zi berteriak tertahan, jadi lebih cenderung disebut mendesis. Matanya melotot melihat ada 2 kardus dalam kantong plastik.
"Ma, apa iya dia tau kalau kita ga punya makanan?", tanya De serius
"Gaaaa... Ga tauuu Deeeee... GUSTI yang tau ya Maaaaa...", sahut Zi
"Eh iya Zi pintar! Jadi gini, GUSTI berbisik padanya,"Hai, di sana ada yang habis makanannya... Ayo beri 2 kardus"", kata Gi
Aku menahan airmata. Satu hal yang sepertinya terlihat sepele. Nasi dalam kardus, nasi selamatan tetangga yang meninggal seminggu lalu, yang mungkin untuk sebagian orang cuma 'nasi' yang ga berharga, yang tak membuat nafsu makan, yang kalah jauh dari nasi resto, bagaikan harta karun bagi De, Gi, dan Zi. Hans, pernahkah kamu merasa lapar?
"Mamaaaa, suapin yaaa...", kata Zi
"Gi, yang satu masukkan kulkas, untuk besok pagi", De berkata pada Gi dengan nada memerintah
"Siaaaaaap Paku...!", Gi berteriak sambil bersikap hormat.
"Paku???", De keheranan, dan Zi pun bingung, terlihat dari raut wajahnya
"Hahaha..!! Bingung semua!! Paku... Pakuuuu...mendaaan...!!", jelas Gi sambil tertawa-tawa.
Aku, De, dan Zi, tertawa serempak. Ada-ada saja Gi... Paku ternyata pelesetan pakumendan, atau pak komandan. Hahaha!!Tiga nyawa kecil ada di hadapanku, duduk manis sambil mengunyah makan yang aku suapkan dan asyik mendengar dongeng dariku.
Tiba-tiba Zi berlari ke kamar mandi...,"Hoeeeek! Hoeeek!!". Aku berlari menyusul. Ya GUSTI... Zi muntah! Jangan, jangan sakit, cinta, jangan sakit... Aku menggendongnya masuk kamar, setelah mengelap mulut Zi. De dan Gi membersihkan kamar mandi tanpa kusuruh. Airmata Zi turun berlinang. Suaraku hilang. Hanya ada senyum yang memang selalu tersedia untuk De, Gi, dan Zi. Airmatanya kuusap dengan penuh kasih.
"Maapin Zi, Mamaaaa...", ujarnya perlahan setengah berbisik.
Senyumku semakin mengembang. Airmata semakin mendesak ingin turun, dan kutahan kuat-kuat! Minyak kayu putih kubaluri di seluruh tubuhnya.
"Maapin Zi Mamaaaa... GUSTI, maapin Zi... Makanannya jadi dibuang... Harusnya Zi ga muntah, itu rejeki dari GUSTI kan ya Ma? Maapin Zi Maaaaa, maapin Zi GUSTI... Jangan marah ya GUSTI... Rejekinya jangan diambil lagi...", isak Zi
"Mama ga marah, cinta... Zi masuk angin. Boboan aja ya sayangnya Mama... Nanti kalau sudah agak enak badannya, Mama suapin lagi ya...", ujarku sambil mengelus rambutnya.
"Ziiii, jangan matiiii....", isak Gi
"Hush! Zi masuk angin! Ga mati!", kata De
Lalu terdengarlah tawa bening masuk gendang telingaku. De, Gi, dan Zi, tertawa bersama. Airmata itu hilang sudah!
Hans, jika kamu ada di sini, kalimat apa yang hendak kamu ucap? Di sini ada lebih dari miliaran kata tak terucap, tapi ada lebih dari itu jumlah senyum dan cinta berkumandang...
Aku keluar kamar, membereskan kardus yang masih bersisa nasi serta lauk dan sayur, kusimpan dalam kulkas. Nanti dilanjutkan lagi... Dan airmata pun mengalir deras basahi pipi, berbarengan dengan senyum mengembang tanda syukur pada GUSTI... Dalam sempit ada cinta yang luas... Amat luas...Trek trek trek!!
Ah ada orang lagi di luar. Gi berlari ke luar. Tak lama kemudian masuk, menenteng kantong plastik hitam dengan riang.
"Zi, rejeki itu ga pernah putus, Zi...!!! Bingkisan ulang tahun!", seru Gi...
Lalu kudengar,"If you're happy and you know it claps your hands!". De, Gi, dan Zi, bernyanyi... Dan airmataku pun semakin tak henti...
GUSTI, terimakasih...
*******************
Baru aja comment di postingan di atasnya, sudah posting lagi...
ReplyDeleteHemm semangatmu patut untuk di contoh Mbk Nit.
Weleh weleh weleh, salam lagi untuk anak anak ya..
Hehehe... Makasiiih mas Imam... :)
DeleteSalam senyum dari para ponakan di bekasi ;)
Salam Takzim
ReplyDeleteRezekiMu datang dari arah yang tidak disangka" seperti janjiMu GUSTI terimakasih atas kebaikan" yang Engkau berikan kepada hambamu Zi
Salam Takzim Batavusqu
Alhamdulillah, rejeki ga pernah salah tempat ya akang :)
DeleteSalam senyum ;)