"Mamaaaa, tadi di sekolah asyiiik", kata Zi
"Oh ya?"
"Zi dapat 100 loooh...!"
"Aaah Ziii, Gi juga dapat 100", kata Gi
"De dapat sejutaaaaa...", kata De
Aku tertawa. Celoteh-celoteh ceria ini yang setiap detik menghidupkan hariku.
"Nyanyiii nyanyiiii... yuuuk", ajak Zi
"If you're happy and you know it clap your hands...!"
Lagu itu, lagu riang yang selalu isi hari, berkumandang di rumah.
"Mamaaaa, Papa pulang apa Bogooor?", tanya Zi
"Hmm, Mama ga tau sayang. Lebih baik Papa pulang kan sayang", jawabku
"Gaaaaaa, Mamaaaaa... Lagipula kan kita udah punya makanan, Mamaaaaa..."
"Hush, ga boleh gitu cintanya Mama. Harus bisa mencintai Papa sebesar apa hayooo?? Siapa yang ingat mencintai sebesar apa?"
"Garaaaaam...!!", teriak Zi, Gi, dan De bersamaan
"Ya, mencintai sebesar garam dalam masakan. Tanpa garam, masakan jadi hambar. Begitu juga cinta dalam hidup, mencintai sebesar garam, supaya orang yang kita cintai ga hambar hidupnya", ujarku
"Tapi Papa ga sebesar garam", sergah De
"Sebesar apa?", tanyaku
"Sebesar apa yaaa? Sebesar batuuuu...!!", teriak Zi
"Batu? kok batu?", tanyaku
"Iya, nimpuk kita", ujar Zi sambil meringis
"Ah ga, Papa baik. Batunya itu untuk bikin rumah, sayang", ujarku
"Hahaha!! Iya Mama benerrr...", teriak De
"Hahaha!! Rumah baru tanpa Papa!", teriak Gi
"Mauuu... Mauuu dilempar batu lagi ahhh...!!", ujar Zi
Ah cinta, kamu ada dimana? Tiga cinta kita berteriak-teriak bahagia tanpamu...
"Lapaaar", Zi berkata sambil menggoyang-goyang tanganku
"Makan yuuk", kataku
Tin tin tin!!!
Oops! Itu...
"Papa... Papa, Maaa...", suara Zi lirih
Aku memeluk Zi, Gi, dan De,"Senyum manis. Itu Papa kita. Ga boleh gitu. Sayang Mama? Sayang juga Papa. Oke cintanya Mama?"
Dan serentak senyum manis De, Gi, Zi, mengembang. Lalu kudengar lagi klakson berulang-ulang. De berjalan gagah menuju luar sambil tersenyum, dibarengi oleh Gi, dan Zi tetap memegang erat tanganku...
Hans, bangganya aku mempunyai 2 pangeran yang menjagaku, De dan Gi, dan seorang putri yang manis hati... Apakah kamu juga merasakan hal yang sama??
"Oh ya?"
"Zi dapat 100 loooh...!"
"Aaah Ziii, Gi juga dapat 100", kata Gi
"De dapat sejutaaaaa...", kata De
Aku tertawa. Celoteh-celoteh ceria ini yang setiap detik menghidupkan hariku.
"Nyanyiii nyanyiiii... yuuuk", ajak Zi
"If you're happy and you know it clap your hands...!"
Lagu itu, lagu riang yang selalu isi hari, berkumandang di rumah.
"Mamaaaa, Papa pulang apa Bogooor?", tanya Zi
"Hmm, Mama ga tau sayang. Lebih baik Papa pulang kan sayang", jawabku
"Gaaaaaa, Mamaaaaa... Lagipula kan kita udah punya makanan, Mamaaaaa..."
"Hush, ga boleh gitu cintanya Mama. Harus bisa mencintai Papa sebesar apa hayooo?? Siapa yang ingat mencintai sebesar apa?"
"Garaaaaam...!!", teriak Zi, Gi, dan De bersamaan
"Ya, mencintai sebesar garam dalam masakan. Tanpa garam, masakan jadi hambar. Begitu juga cinta dalam hidup, mencintai sebesar garam, supaya orang yang kita cintai ga hambar hidupnya", ujarku
"Tapi Papa ga sebesar garam", sergah De
"Sebesar apa?", tanyaku
"Sebesar apa yaaa? Sebesar batuuuu...!!", teriak Zi
"Batu? kok batu?", tanyaku
"Iya, nimpuk kita", ujar Zi sambil meringis
"Ah ga, Papa baik. Batunya itu untuk bikin rumah, sayang", ujarku
"Hahaha!! Iya Mama benerrr...", teriak De
"Hahaha!! Rumah baru tanpa Papa!", teriak Gi
"Mauuu... Mauuu dilempar batu lagi ahhh...!!", ujar Zi
Ah cinta, kamu ada dimana? Tiga cinta kita berteriak-teriak bahagia tanpamu...
"Lapaaar", Zi berkata sambil menggoyang-goyang tanganku
"Makan yuuk", kataku
Tin tin tin!!!
Oops! Itu...
"Papa... Papa, Maaa...", suara Zi lirih
Aku memeluk Zi, Gi, dan De,"Senyum manis. Itu Papa kita. Ga boleh gitu. Sayang Mama? Sayang juga Papa. Oke cintanya Mama?"
Dan serentak senyum manis De, Gi, Zi, mengembang. Lalu kudengar lagi klakson berulang-ulang. De berjalan gagah menuju luar sambil tersenyum, dibarengi oleh Gi, dan Zi tetap memegang erat tanganku...
Hans, bangganya aku mempunyai 2 pangeran yang menjagaku, De dan Gi, dan seorang putri yang manis hati... Apakah kamu juga merasakan hal yang sama??
***********************
Terharu...peluk untuk anak-anaknya...
ReplyDeletemakasih mbak :)
DeleteDaku mau kwetiaunyaaaaaa:'D
ReplyDeletehahaha... ndukku... ambil... boleeeeh... hahaha :D
Delete