"Yang kamu tulis itu real semua? Itu kisah nyata?". Itu pertanyaan yang biasa gue dapat dari teman-teman setelah mereka membaca tulisan gue. Gue tersenyum aja. Real dan unreal kisah yang gue tulis ya tergantung tulisan tentang apa. Cerita fiksi tentunya unreal, yang idenya datang begitu saja di otak. Sedangkan cerita tentang hidup, itu memang tentang hidup yang gue jalanin. Hidup bersama Ngka, Esa, dan Pink.
Setiap orang pasti punya cerita hidup. Ga mungkin ga ada cerita dalam hidupnya. Ada sebagian orang berpendapat,"Hidup gue datar-datar aja, ga bisa jadi bahan tulisan". Hmm, datar? Datar yang bagaimana? Coba ditelusuri lagi, pasti ada yang indah untuk bisa jadi cerita. Senyum yang tertahan, tawa yang bersembunyi, tangis yang mengalir, itu juga sebuah cerita, dan bisa jadi bahan cerita. Sebuah cerita pasti bisa jadi bahan cerita, karena dasarnya saja sudah jadi sebuah cerita. Setiap detik itu adalah sebuah titik dari kumpulan cerita. Hidup adalah kumpulan cerita. Jadi sebenarnya kita ini adalah pencerita. Jadi kenapa ga mulai bercerita lewat tulisan?
Banyak teman bercerita ke gue tentang apa yang mereka jalani. Curcol, gitu. Apa yang kita baca, kita temui, kita lihat, itu juga sebuah cerita. Gue juga gitu. Apa yang gue rasa, apa yang gue lihat, apa yang gue baca, apa yang gue dengar, apapun itu, jadi bahan cerita. Biarkan imajinasi berjalan tanpa dihentikan. Biarkan imajinasi berjalan tanpa penghalang. Pikiran 'nakal' biarkan saja berlompat-lompat di otak. Lalu tulis. Abaikan penulisan yang indah seperti layaknya penulis handal. Tulis, ya tulis. Penulis handal pun pernah menjadi penulis yang belum handal. Tapi karena berlatih setiap saat, belajar dari contoh-contoh, akhirnya bisa menjadi lebih handal, dan menjadi benar-benar handal.
Fiksi, non fiksi, apapun itu. Tulis saja... Jangan kuatir jadi tulisan ga mutu. Tulis, tulis dan tulis... Bahan cerita bisa diambil dari mana aja. Gue juga gitu. Gue biarkan saja imajinasi lari-lari, dan ditangkap oleh jari.
Yuk menulis... Sama-sama berbagi cerita... Seperti yang tadi gue tulis bahwa hidup adalah kumpulan cerita. Jadi sebenarnya kita ini adalah pencerita. Jadi kenapa ga mulai bercerita lewat tulisan? Menulis? Hayuk!
Salam senyum penuh cinta,
error
Setiap orang pasti punya cerita hidup. Ga mungkin ga ada cerita dalam hidupnya. Ada sebagian orang berpendapat,"Hidup gue datar-datar aja, ga bisa jadi bahan tulisan". Hmm, datar? Datar yang bagaimana? Coba ditelusuri lagi, pasti ada yang indah untuk bisa jadi cerita. Senyum yang tertahan, tawa yang bersembunyi, tangis yang mengalir, itu juga sebuah cerita, dan bisa jadi bahan cerita. Sebuah cerita pasti bisa jadi bahan cerita, karena dasarnya saja sudah jadi sebuah cerita. Setiap detik itu adalah sebuah titik dari kumpulan cerita. Hidup adalah kumpulan cerita. Jadi sebenarnya kita ini adalah pencerita. Jadi kenapa ga mulai bercerita lewat tulisan?
Banyak teman bercerita ke gue tentang apa yang mereka jalani. Curcol, gitu. Apa yang kita baca, kita temui, kita lihat, itu juga sebuah cerita. Gue juga gitu. Apa yang gue rasa, apa yang gue lihat, apa yang gue baca, apa yang gue dengar, apapun itu, jadi bahan cerita. Biarkan imajinasi berjalan tanpa dihentikan. Biarkan imajinasi berjalan tanpa penghalang. Pikiran 'nakal' biarkan saja berlompat-lompat di otak. Lalu tulis. Abaikan penulisan yang indah seperti layaknya penulis handal. Tulis, ya tulis. Penulis handal pun pernah menjadi penulis yang belum handal. Tapi karena berlatih setiap saat, belajar dari contoh-contoh, akhirnya bisa menjadi lebih handal, dan menjadi benar-benar handal.
Fiksi, non fiksi, apapun itu. Tulis saja... Jangan kuatir jadi tulisan ga mutu. Tulis, tulis dan tulis... Bahan cerita bisa diambil dari mana aja. Gue juga gitu. Gue biarkan saja imajinasi lari-lari, dan ditangkap oleh jari.
Yuk menulis... Sama-sama berbagi cerita... Seperti yang tadi gue tulis bahwa hidup adalah kumpulan cerita. Jadi sebenarnya kita ini adalah pencerita. Jadi kenapa ga mulai bercerita lewat tulisan? Menulis? Hayuk!
Salam senyum penuh cinta,
error
Siiip mbaa, daripada jadi tukang ngrasani yang gak bermanfaat mendiing nulis aja yaa :)
ReplyDeleteyuuuup benerrr... mending nulis aja...
Deletesy juga terus menulis dan sudah jd buku lho
ReplyDeletesalam sayang selalu
nah ituuu aku belum jadi buku...
Deletesaam senyum penuh cinta,
error
Jadi kalau mau nulis jangan takut ya, mba?
ReplyDeleteYup, jangan takut menulis... Tulis aja yang ada di otak dan yang ada di hati...
Delete