Skip to main content

error,"Negeri ini memang subur banget!"

Dulu waktu SD di pelajaran tuh dipelajari bahwa negeri kita ini negeri yang subur. Gemah ripah loh jinawi. Itu yang gue tau, negeri ini subur. Juga kan ada lagu,"Bukan lautan hanya kolam susu", yang isinya tentang suburnya tanah negeri ini. Gue percaya banget memang negeri ini subur. Tapi ternyataaaaa..., negeri ini bukan cuma sekedar subur. Melainkan subuurrr banget!!!

Waktu itu hujan deras dan banjir. Jalanan jadi rusak, berlubang karena digerus air banjir. Hebatnya keesokan harinya di jalan yang berlubang itu tumbuh pohon yang sudah lumayan besar beserta potnya sekaligus!! Wah, subur banget!!! Di jalan aspal bisa tumbuh pot dan pohon cuma karena diguyur hujan!! Haha... Nah gue bersyukur banget negeri ini subur, karena pernah pas pergi mengendarai motor sendirian malam hari dan penerangan jalan ga bagus, gue kaget nabrak pohon di tengah jalan. Weleh, ada pohon di tengah jalan dan banyak ranting-rantingnya. kalau ga sesubur ini, pasti gue dah nyemplung ke lubang jalan yang lumayan besar dan dalam!! Dan ternyata sekarang semakin subur, karena makin banyak pohon tumbuh di jalan beraspal.


Di jalan menuju kantor, gue lihat ada mobil mogok, dan hebat banget, di bagian belakang mobil mogok itu juga tumbuh pohon!! Waah, subuuur banget!! Di mobil aja bisa tumbuh pohon, padahal baru juga mogok sebentar. Haha...


Negeri kita memang subur, dan dua contoh ini menambah keyakinan gue bahwa negeri ini memang subur banget!



Salam Senyum,
error


                                        error n Ngka





Comments

  1. Hahahaha tapi suburnya terlalu banget, masa sampe ada pohon dan pot nongol dijalan, itumah karna ada yg nanem gan , gak mungkin phon tumbuh langsung ada potnya hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, subur bangeeet ya, sampe pot aja bisa nongol. Hehehe :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...