Skip to main content

error tentang,"Cita-cita pertama gue? JADI PENGANTEN!!"

Semua orang pada punya cita-cita sejak kecil. Teman-teman gue semuanya sewaktu kecil punya cita-cita hebat semua. Ada yang bercita-cita jadi dokter, jadi tentara, jadi polisi, jadi insinyur, eh kebanyakan sih pada punya cita-cita jadi dokter. Hebat yah cita-cita teman-teman gue. Sedangkan cita-cita gue sewaktu kecil adalah... JADI PENGANTEN!!


Masih ada dalam ingatan gue, mama dulu bertanya ke gue waktu masih kecil,"Ninit kalau udah gede cita-citanya mau jadi apa?". Dan dengan semangat 45 gue menjawab lantang,"MAU JADI PENGANTEEEEN!!!". Ga tau deh apa yang dirasa ama mama waktu tau jawaban gue itu. GUBRAAK!! Gitu kali yah. Dan gue dengan pedenya selalu menjawab cita-cita gue tuh ya penganten. Ga berubah, sampai akhirnya gue gede, baru deh cita-cita gue berubah.

 

Gue dulu memang pengen banget jadi penganten karena gue ga punya adik. Gue dua bersaudara, dan gue anak bungsu. Kakak gue cowo, kalo gue ni berjenis cewe loh ya... Haha.., sumpaaah gue cewe (kedip kedip ahh... ting ting ting!!). Nah gara-gara gue ga punya adik begini ini nih gue pengen jadi penganten. Yang gue lihat dan gue pantau (jiaah!), setiap orang yang habis jadi penganten pasti jadi punya adik bayi. Jadi gue pengen banget jadi penganten, supaya bisa punya adik bayi. Gue merasa sepi banget di rumah karena ga punya adik. Akhirnya boneka dan kucing piaraan jadi korban kefrustasian gue yang pengen punya adik. Gue gendong dan gue suapin. Kalau boneka sih memang biasa digendong dan pura-pura nyuapin makan kali yah. Kalau kucing? Kucing gue yang dulu lagi asik tidur gue gendong dan gue masukkin makanan ke mulutnya. Hasilnya? Hehe, cakaran kucing mampir di muka gue. Lumayan banyak, dan tangan gue digigit dengan manisnya. Tapi ga berbekas. Coba berbekas ya, nama gue pasti ga lagi Nitaninit Kasapink, tapi jadi Nita Codet. Jadi kalau ditanya kenapa codet, atau kenapa di muka gue ada codet dan di tangan ada codet, gue bisa bilang dengan gaya gagah sok berani...,"Ini codet kena clurit pas jamannya jadi preman". Hahaha!! Untungnya ga berbekas, jadi gue ga berbohong masalah codet.


Ada korban lain selain boneka dan kucing, yaitu kakak gue. Dulu, duluuuuu sekali..., jaman dahulu kala ada kancil eh kok kancil! Sori ngelantur. Dulu kakak gue tuh gue sisirin rambutnya, gue jepit rambutnya pake jepitan rambut yang gue punya. Dan dia lupa copot tuh jepitan yang gue tempelin di rambutnya. Pulang sekolah kakak gue ngomel panjaaaaaang ga pake pendek, karena di sekolah temannya ada yang nunjuk ke rambutnya yang masih berjepit! Hahaha, waktu itu kakak gue SMP.


 

GUSTI memang baik banget. Akhirnya cita-cita gue tercapai. Gue jadi penganten! Tralalalaaaaa....!! Dan jadilah gue punya adik bayi adik bayi yang ganteng dan cantik. Gue bersyukur, cita-cita gue bisa gue raih, dan bonus adik bayi yang gue dapat benar-benar anugerah yang ga bisa dibandingkan dengan apapun... Ngka, Esa, Pink, itu hasil dari cita-cita awal gue dulu... Dan gue amat mencintai mereka, Kasapink itu ternyata cita-cita gue sejak dulu..., hasil dari sesudah jadi penganten...


Salam Senyum
error





 



Comments

  1. Replies
    1. hahaha... iyah ni hasilnya 3 anak... kasapink... :D

      Delete
  2. wew dan akhirnya sudah tercapai cita-citanya heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... iya, ganteng-ganteng dan cantik dah ada di sini sekarang, kasapink. haha, hasil cita-cita waktu kecil... :D

      Delete
  3. Alhamdulillah... cita-cita yang berujung anugerah mbak.
    Kalau dididik menjadi para puteri yg shalilah, Insya Allah akan membawa berkah dunia-akhirat. :D

    Salam kenal ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. amen... insyaAllah menjadi manusia yang 'indah'...

      salam kenal juga mbak Zeal, makasih...

      Delete
  4. wkwkwk, ngakak bacanya :D
    nice post!

    ReplyDelete
    Replies
    1. wehehehe..., makasiiih... :D
      tutup mulutnya haayyoo... cabenya muncrat... hwehehe pisss :D

      Delete
  5. Tokcer bener
    Cita-cita keraih, dapat bonus lagi. Kapan mau nambah bonus lagi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, ga nambah bonus lagi, dah over produksi,haha :D

      Delete
  6. mau juga dong jadi penganteen hehe...

    ReplyDelete
  7. ternyata ada yang lebih parah lagi cita-cita dari gue...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...