Skip to main content

error tentang,"YEEEAAAA GUE CANTIK!! @#$@#@$#$%%&**!!"

Gue mau pergi waktu itu. Biasaaaa... naik motor. Jaket, sepatu, dan ga lupa helm gue kenakan dong. Dan seperti biasa nyawa kecil alias anak gue, pasti ke teras sewaktu gue mau berangkat.
 


Gue dah siap banget mau 'greeeeeeeeng' eh mau pergi, dan berhenti sejenak karena Ngka dengan serius berkata begini,"Mama, mama cantik banget". O ow..., gue kaget dan serasa melayaaaang... Aiiihh..., uhk uhk, apa iya ah emang iya gue cantiiik, gitu kata gue dalam hati. Tapi gue cuma cengengesan aja, yang jelas ga kelihatan karena gue pake helm full face dan kacanya yang gelap tertutup.



 

Ngka :"Iyaaaa, mama cantiiik bangeeet!!", dengan muka serius

 

Gue :"Iya, emang mama cantik. Kasihan baru tau kalo mama cantik"

 

Ngka :"Mama cantik kalo pake helm full face dan kacanya ditutup begitu", kata Ngka dengan tenang

 

GUBRAAAK!!! @#%$^%...!! HAHAHA...!! Dan gue dengar Ngka, Esa, Pink ketawa ngakak... 




Hedeeeh..., gue cantik?? Ufh!

 

Salam Senyum,
error






Comments

  1. cantik dong nggak mungkin ganteng :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi... nah ituu mbak, anak2 bilang aku lebih ke ganteng. haha!

      Delete
  2. Berarti kalau nggak pakai helm, lebih cantik dong. Pakai helm aja cantik wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuehehehe... Baru ini ada yang mau mengakui kecantikan dirikuuuu... Hihihi... # ngacaaaa aaahh...

      Delete
  3. haha parah jangan dimasukin ke hati yah bu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huwahaha... ya begetoo dahh... hix..! hahaha D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...