Skip to main content

error berkata,"Dear Luv, selamat jalan"

Dear Luv,
Aku merindukanmu di sini. Ternyata jarak benar-benar memisahkanmu dariku. Rasanya ingin membeli sepasang sayap yang kuat agar bisa terbang ke tempatmu kapan saja aku mau. Aku ingin berada di sisimu, apalagi di saat kondisi kesehatanmu sedang menurun.


Dear Luv,
Rindu ini berteriak panggil namamu berulang kali... Meronta dengan kekuatan penuh, ingin mendekapmu di saat sakitmu... Tapi aku tak mampu berbuat apa-apa... Hanya bisa diam menahan amarah rindu yang semakin lama semakin memenuhi ruang hati...


Dear Luv,
Apa rindu yang sama juga ada dalam hatimu untukku??


Dear Luv,
Saat ini aku jadi semakin mengerti arti diriku untukmu. Ternyata tak seindah yang kusangka, tak seindah seperti yang kau ungkapkan dengan kata. Tanpakupun duniamu berjalan bahagia, dan malah tak menambah bebanmu. Aku menjadi semakin mengerti arti hadirku dalam harimu tak seindah arti hadirmu bagiku.


Dear Luv,
Tolong kembalikan hatiku yang diletakkan di sisi hatimu, tapi kamu diamkan hingga berdebu... Biarkan kurawat sendiri cintaku padamu. Mungkin akan menjadi lebih indah untukku karena bisa mencintaimu lebih ikhlas, tanpa berharap dicintai olehmu, dan pasti juga indah bagimu karena tak lagi berbeban atas hatiku...


Dear Luv,
Selamat jalan, selamat terus berjalan...


Tanpamu,
aku
                                               

                                         ****************************






Comments

  1. Replies
    1. hehe... iya, itu tokohnya lagi sedih ceritanya mbak :)

      Delete
  2. hem
    siapakah sosok yang dirindukan itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah ya harus ditanya ke si 'aku', mas. haha..! :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...