Skip to main content

error,"Jadi diri sendiri aja ya sewaktu menghadapi interview pekerjaan"

Tugas gue di kantor salah satunya adalah jadi interviewer bagi calon pegawai yang dipanggil. Seperti biasa gue selalu bersikap santai-santai aja, ga akan menegur kalau mereka ada berbuat atau bertindak kurang 'pas'. Kan mereka bukan pegawai di kantor gue, jadi gue ga perlu mengingatkan atau menegur mereka. 


Mata dan telinga gue ga lepas dari para calon . Perhatian gue penuh pada mereka. Gue ga bersikap galak, ga jutek, ga cemberut, ga gitu deh. Gue ramah (wew...!!), bersahabat, dan penuh senyum (Cuwit cuwit cetak cetak!! Eh tapi ga bohong loh, senyum gue maniiiisss... Haha!!), dan ada canda gue selipin. Mulai masuk ruangan untuk interview mata dan telinga gue berperhatian full pada calon pegawai. Ada yang kikuk masuk, ada yang tenang, ada yang kelihatan nervous banget, ada yang takut. Duduk juga gitu. Ada yang kelihatan gelisah lalu memutar-mutar jam tangan yang dipakai, memelintir rambut, goyang-goyang kaki, meremas tangan sendiri, mata lirik sana-sini, menghela nafas panjang, memegang tas erat-erat seperti takut dirampas. Menjawab pertanyaan ada yang menjawab tegas, ada yang gugup dan bergetar suaranya, ada yang menjawab dengan awalan kalimat,"Hmmm..., hmm..., hmm...". Yang ga terduga adalah ternyata ada dari mereka yang siap sama sekali untuk ditanya mengenai pekrjaan yang mereka inginkan di perusahaan tempat gue bekerja! Ga tau apa-apa tentang jabatan yang mereka lamar. Aneh juga. Dan ada juga yang ga bisa jawab tentang pekerjaan yang sudah mereka tekuni, padahal di lemaran CV yang mereka kirim, jabatan mereka jelas tertulis itu, tapi sewaktu diminta menjelaskan, mereka ga bisa apa-apa. Dalam hati gantian gue yang,"Hmm..."


Sebenarnya apa sih yang diharapkan oleh pelamar dan perusahaan yang mencari pegawai? Pastinya sama, pelamar ingin mendapat pekerjaan, dan perusahaan ingin mendapat pegawai yang sesuai dengan kriteria yang bagus. Ya kan? Hanya kadang si pelamar alis si calon pegawai suka ga prepare untuk hal ini. Terlupa mungkin ya karena sudah deg-deg dorr sebelum berangkat 'perang'. Apa sih yang dibutuhkan calon pegawai yang diinterview, atau yang menghadapi interview? Gampang. Jadi diri sendiri. Halah, jadi diri sendiri yang gimana? Hehe, ya yang asli diri sendiri.


Jadi diri sendiri sewaktu dalam konteks melamar jadi pegawai, berarti kita harus tau betul hal yang kita kuasai. Basic pendidikan kita apa, penguasaan pekerjaan yang sedang dijalani gimana, kalau memang baru pertama kali mau bekerja, ya harus menguasai pendidikan yang dimiliki. Jual apa yang dikuasai. Itu aja, gampang kan? Juga pelajari jabatan yang dikehendaki atau yang dilamar. Masa melamar bagian purchasing tapi ga tau apa-apa tentang purchasing? Itu jadi aneh. Karena perusahaan menginginkan pegawai yang sudah bisa bekerja, setidaknya ga 'nol banget' deh tentang jabatan pekerjaan yang dilamar. Penting banget tuh.


Sesudah siap untuk itu semua, sewaktu datang ke perusahaan yang dituju, kenakan pakaian yang rapi, rambut juga rapi, enak dilihatlah, ga sepet-sepet amat. Kalau rambutnya berantakan kan males juga ya lihatnya. Jangan tegang, tenang. Berusaha setenang mungkin.


Memasuki ruang interview, ga perlu gugup, tenang aja, senyum, lihat interviewernya dengan tenang, ambil posisi duduk senyaman mungkin dan tetap sopan. Boleh mengajak mengajak interviewer berjabatan tangan, boleh juga ga. Ga masalah. Tapi kalau boleh saran, mengangguk dan tersenyum juga memberi salam itu sudah cukup. Karena ada juga interviewer yang ga suka diajak berjabat tangan. Oh iya, tentang bahasa panggilan ke diri sendiri juga penting loh. Teman sesama interviewer ada yang ga suka dengan interviewee yang membahasakan diri sendiri dengan kata 'aku'. Katanya ga sopan. Gue sih ga masalah dengan pembahasaan itu, tapi cari amannya aja ya, mending gunakan kata 'saya' aja deh. Kalau ketemu interviewer yang seperti teman gue itu, wah ga lolos deh karena 'aku' itu tadi.


Sewaktu interview berlangsung, lihat mata interviewer, ambil sikap bahwa anda menyimak apa yang ditanyakan, apa yang diucap oleh interviewer. Karena sudah mempersiapkan diri dari sebelum berangkat tentang job desription yang dikerjakan, pasti sudah siap dong. Kalau ga tau, jawab sebisanya. Lebih bagus sih bisa menjawab dengan baik tentang job description yang ada.


Ada satu pertanyaan yang suka ditanya interviewer,"Kenapa melamar di perusahaan ini?". Dan kadang ada jawaban yang duh, amat disayangkan,"Saya mencari pengalaman". ah cari kerja kok malah cari pengalaman. Perusahaan mencari pegawai yang bisa kerja, bukan pegawai yang mencaari pengalaman. Berarti kalau sudah bekerja di perusahaan ini dan mendapat pengalaman, lalu berhenti? Wah...! Jawablah yang bijak, mempraktekkan ilmu yang dimiliki, atau karena jabatan yang kosong di perusahaan ini sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, atau karena perusahaan ini termasuk perusahaan besar hingga membuat muncul minat untuk berkarya sesuai kecakapan ilmu, atau apa deh ungkin ada jawaban yang lebih bijak, tapi jangan jawaban 'cari pengalaman'


Biasanya ada form yang harus diisi, dan tertera di situ jumlah gaji yang diminta. Tulis sesuai yang diinginkan. Tapi perlu dilihat seperti apa perusahaan tersebut. Cari 'bocoran' berapa kisaran jumlah gaji yang ada di perusahaan tersebut, mungkin ada teman yang bekerja di sana. Boleh juga menjawab, sesuai kebijakasanaan perusahaan. Menjawab seperti itu boleh juga coba bertanya berapa sebenarnya kisaran gaji di sana pada interviewer. Dengan catatan kalau interviewernya berkenan ya menjawab, kalau ga yaaa...wehehehe...


Jangan lupa tanyakan sesudah interview ada langkah apa lagi dari perusahaan jika lolos, mendapat kabar melalui apa dan kira-kira kapan.


Selesai? Pulang? Jangan lupa ucap terimakasih sambil tersenyum. Senyum pasti menyejukkan, ga usah di tempat interview, dimanapun senyum itu membuat sejuk.


Eh jangan lupa..."Jadi diri sendiri, diri sendiri yang mampu bekerja, diri sendiri yang benar-benar siap dalam kecakapan, diri sendiri yang tenang hadapi hal apapun termasuk interview. Jangan berpura-pura jadi orang lain. Bersikaplah jaadi diri sendiri yang yakin akan kemampuan diri karena memang sudah mempersiapkan diri selama ini untuk bekerja".


Salam Senyum,
error



Comments

  1. nice info gan, jadilah pribadi yang baik.
    salam blogger Indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. siip... ini share pengalaman bray :D

      salam senyum blogger nusantara... ;)

      Delete
  2. Aq 20 th yl saat diwawancara di tempatku skrg bekerja disuruh memperagakan gerakan silat, gara2 di cv di tulis aktivitas yg ditekuni sebagai pelatih silat wkwkwk...
    Dan kelak aq tahu hal tersebut menambah nilai plus hihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi... ga dikasih sparing partner mbak? Misalnya sparing partner sama si 'kucing garong' ituuu...hiihihi... :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...