Skip to main content

error berecerita,"Love, love, love"





L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very-very extraordinary, and
E is even more than anyone that you’re adore
Love is all that I can give to you
Love is more than just a game for do
Do in love can make it
Take my heart but please don’t break it
Love was made for me and you

L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very-very extraordinary, and
E is even more than anyone that you’re adore

Love is all that I can give to you
Love is more than just a game for do
Doin’ love can make it
Take my heart don’t break it
Love was made for me and you
Love was made for me and you
Love was made

Love, love, love, love
Love, love, love, love
Love, love, love, love
Love, love, love
Love, love, love
Love, love, love (one more time)
Love!


Seharusnya dia tau akan hal ini. Sejak tadi aku mendendangkan lagu ini karena kuingin dia tau bahwa inilah yang kurasa tentangnya. Love! Yea, love! Ufhh, tapi ternyata dia tak perduli.


"Braaaay.., kamu tau kan lagu ini braaay???", tanyaku padanya


"Hmm? Lagu apa? Lagu yang mana?", jawabnya


GUBRAAAAk!!! Jadi dari tadi aku berdendang tuh dia tak mendengarkan, gerutuku dalam hati. Dan kulihat dia masih saja sibuk dengan bentangan kertas kerjaan yang tadi dibawanya dari kantor. Grrrh..., braaay, braaaay...!!!


Cowo satu yang ada di rumahku ini adalah sahabatku sejak masih SD. Namanya Jay, tapi aku lebih nyaman memanggilnya Bray. Sejak dulu kami selalu mengisi waktu bersama. Malam Minggupun Bray ada di rumahku. Biarpun rumah kami sudah berjauhan, biarpun sekolah kami sudah berlainan mulai SMP, lalu SMA, kemudian kuliah, Bray tetap bersamaku, hingga sekarang kami sudah bekerja. Mungkin lebih banyak Bray ada di rumahku daripada di rumahnya. Orang tuakupun sudah terbiasa dengan kehadiran Bray di rumah.


"Braaaaay...", panggilku


"Yup, apa sayaaaang??"


"Uh, nanti malam kita pergi yuuk. Pergi kemana kek gituuu", kataku padanya


"Boleh, boleh...", Bray menjawab sambil masih memelototi bentangan kertas dan layar monitor laptopnya.


"Mau kopi, bray??", tanyaku


 "Ah pinterrr... Gitu dong dari tadiii... Mau sayaaang", jawabnya sambil menoleh padaku


 Aku beranjak dari duduk, dan berlari menuju dapur. Hmm, kopi, kopi, kopi...


 "Bray., udah ni kopinya..."


"Ya", ujarnya masih tetap tak menoleh padaku


Aku duduk di sisinya sambil memperhatikan kesibukannya.


"Yaaa, selesai! Yuk pergi, cantik", cintaku berkata padaku sambil menggandengku.


Setelah berpamitan pada Mama, aku dan Jay pergi.


"Mau kemana?"


"Hmm, aku cuma mau jalan-jalan"


Jay menghentikan mobil, keluar dan membuka pintu mobil menyuruhku turun.


"Braay, kenapa? Marah?", aku kebingungan dengan sikapnya


"Ga. Jalan-jalan. Turun dari mobil, kita jalan", sahutnya


"Braaaay..."


"Yuk, turun"


Aku tertawa dan mengikuti langkah kakinya.


"Bray, besok kamu jadi pergi ke Surabaya?", tanyaku


"Ya, jadi. Dia sudah menunggu"


"Oh. Salam untuknya ya Bray", kataku padanya


"Ya, pasti. Dia tau bahwa kamu orang yang amat mengerti akan hal ini. Cuma kamu yang mau dan bisa mengerti masalah ini", ujarnya perlahan sambil menatapku


"Bray, aku menyayangimu. Aku mengenalmu sejak kita masih kecil. Satu-satunya sahabat dalam hidupku", ujarku serius sambill mempererat genggaman tangan


"Makasih sayang... Baik sekali kamu terhadapku sejak dulu. Benar-benar cinta yang cantik", Jay mengecup rambutku


"Bray, pulang dari Surabaya nanti kita jalan-jalan lagi yaaaa", kataku padanya


"Ya sayang, pasti. Mau kemana?"


"Aku mau ke pantai", dengan riang kusampaikan keinginanku pada Jay


"Ya, ya"


"Asyiiiiiiiik!!", akupun memeluknya, dan meneruskan kalimatku,"Bray, kamu memang sahabat terbaik. Aku mencintaimu, sama seperti dulu. Tapi aku tau ada seorang lain di sana yang juga mencintaimu dan memang kamu cintai"

Ya, Jay Bray adalah orang terbaik dalam hidupku setelah kedua orang tuaku. Jay Bray adalah seorang sahabat yang tak kan pernah meninggalkanku. Jay Bray, seorang lelaki yang mempunyai kekasih di kota Surabaya, seorang kekasih yang mencintainya. Seorang kekasih yang juga seorang lelaki, seperti Jay Bray... Dan aku? Tetap mencintainya sebagai seorang sahabat...

                                   **************** 





Comments

  1. Bener-bener sahabat yang akrab dan kompak.
    betahan di rumah kamu daripada di rumah sendiri ya. Pasti ada apa-apanya tuh. Ada kopi dan kawan-kawannya maksudnya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha..!! iya kali yah... coba tanya sama si 'aku' itu.hehe :D

      Delete
  2. Apa...!! Jadi si jay bray seorang honbreng.. wah wah... kalau gitu mendingan mbak error nikah saja sama dia.. biar kehombrengannya itu berhenti....

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihihi... iya, ceritanya Jay Bray gay. Hehe, error ama yang laen ajaaaaaaaa...haha :D

      Delete
  3. Wah, endingnya kok hombreng..heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe..., biar beda aja... Gay juga manusia n punya sahabat yang baik. Hehehe :D

      Delete
  4. Kenapa nggak dijadikan sahabat dalam menggapai rumah tangga sob. Kan lebih indah gitu xixixi

    (ngomporin.com biar cinta lokasi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hwehehe, kan Jay Bray dah punya pilihan.
      (untung kompornya ga meleduk ya mas...hihi)

      Delete
  5. kok ndak nikah aja mbak, kan ndak repot bolak balik kerumahnya tuh cowoknya... dari SD, SM sudah bersama ckckckckck... ceritanya seperti Film kuch kuch kutahe ... hehehe.....

    kunjungan pertama, ikut ngomporin xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi... di sini kan ceritanya Jay Bray tuh seorang gay, mangyono. Hwehehe...
      kunjungan pertama kompor bisa meleduk nih...haha! :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...