Skip to main content

error bercerita,"Aku menjadi cerminmu"

"kamu ga kangen aku?", suaramu terdengar agak risau


"kangen", jawabku tenang


"Ga menghubungiku akhir-akhir ini", suaramu masih dengan nada risau


"Ga apa-apa", jawabku santai


"Hari ini malah sampai malam begini kamu ga menghubungiku. Ga akan menghubungi kalau aku ga hubungi kamu", suara protesmu terdengar di telfon


"Hmm, kan kamu sibuk", kataku


Aku tersenyum saat kamu menelfonku bernada protes karena aku tak menghubungimu dalam waktu terakhir. Hmm, keadaan berbalik. Sebelumnya aku yang menghubungimu, kuatir saat kamu tak ada kabar, dan selalu seperti ini...


"kamu ga kangen aku?", ujarku


"kangen", jawabmu


"Ga menghubungiku akhir-akhir ini", protesku


"Ga apa-apa", ucapmu


"Hari ini malah sampai malam begini kamu ga menghubungiku. Ga akan menghubungi kalau aku ga hubungi kamu", aku masih bernada protes


"Aku sibuk", katamu


Selalu saja begitu. Lalu aku memutuskan untuk berhenti mengkuatirkanmu, berhenti berpikir tentang kangen. Biar saja... Jika memang kangenmu itu untukku, pasti akan datang. Jika bukan untukku, ya biarkan saja berlalu, tanpa harus diiringi tangis sakit dalam hati. Aku memutuskan untuk mengcopy paste sikapmu. Bukankah bercermin itu mudah? Tapi kadang kita terkejut saat bercermin dan melihat betapa semrawutnya kita! Amburadul! Acak-acakkan! Lalu berusaha merapikan diri, berusaha merias diri agar penampilan menjadi lebih baik. Hmm, saat ini biarkan aku menjadi cermin untukmu... Agar kamu bisa tau seperti apa sikapmu padaku, dan apa yang kurasa saat kamu bersikap seperti itu terhadapku... Bukan, bukan membalas dendam. Aku tak mendendam. Ini sikapmu, dan ini style yang kamu miliki. Ini cuma sekedar refleksi. Jadi kamu tau bagaimana rasanya menjadi orang lain saat kamu bersikap terhadap orang lain. Seharusnya kita berpikir sebelum bersikap. Jika saya menjadi mereka, apa yang terasa di hati saat menerima perlakuan seperti ini. Ini bukan balas dendam, ini refleksi diri, ini sedang bercermin. Dan aku menjadi cermin untukmu... Apa yang kamu rasa saat ini, adalah aku di waktu itu... Dan sikapku padamu saat ini, adalah sikapmu di waktu dulu. Sebuah harap ada di hati, semoga cermin ini berguna bagimu, dan kamu bisa merapikan diri, merias diri, dan merubah penampilan menjadi lebih baik lagi... Cuma ini maksud dari semua sikapku,, semoga kamu mengerti.


                                 *********************

Salam senyum penuh cinta,
error











Comments

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...