Skip to main content

error tentang,"Ternyata sedih itu terpancar juga dari mata"

Penuh tawa dan senyum, itu yang selalu ada di antara Ngka, Esa, Pink, dan Mamanya, yang berarti adalah aku, Nitaninit kasapink yang error ini. Pagi, siang, sore, malam, diisi dengan cerita yang beragam dan penuh dengan candaan.


Tapi ternyata tetap aja Ngka bisa melihat satu titik cahaya yang redup dari mata ini sewaktu dia melihat foto yang diupload di jejaring sosial pagi itu..., padahal jelas terlihat senyum mengembang di foto.


Ngka bertanya dengan wajah heran dan sedih,"Mama, muka mama sedih. Mama sedih banget. Mama kelihatan mau nangis. Mama, mama kenapa?". Jawaban yang diterima Ngka adalah senyum yang memang sengaja diberi padanya.


Sekarang jadi semakin berhati-hati untuk berekspresi, karena yang ada di hati hanya ingin memberi bahagia penuh canda tawa, penuh sukacita dan senyum untuk kasapink tercinta. Ya, Ngka, Esa, Pink...


Salam Senyum,
error



PS : Ini foto senyum tapi sedih menurut Ngka


Comments

  1. Iya mba..kliatan banget ko.. kayaknya lagi galau yah?

    "Mata adalah jendela hati.. " itu bener lo.

    Darimatalah orang lain bisa mlihat apa yang ada di dalam hati kita. Entah sedih, senang, iri,tulus, jujur, ataupun dusta.. matalah yang menceritakannya. Walaupun wajah mencerminkan sebaliknya. Karena mata dan wajah kadang tak sejalan dengan realita. Wajah hanyalah topeng belaka. Matamu adaalh hatimu.

    Salam Kenal... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, bener banget. Aku juga baru menyadari sesudah Ngka komentar foto yang aku upload. Hehe, galau Pink yang sakit, tapi aku tetap harus berangkat kerja, mbak.

      Yup bener, mata adalah jendela hati...

      Makasih mbak Ayunda,
      Salam kenal juga dari error n fam :)

      Delete
  2. Suke deh blognya.Full musik. Membuat Nyaman dan betah..

    hehehe :)

    Salam kenal ya mba..sambil maun yuks ke blogku :)

    http://tajdiidunnisaa.wordpress.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mbak Ayunda Slamet... :)

      Aku meluncur ya ke tempat mbak :)

      Salam kenal :)

      Delete
  3. Ngka amat mengenal mamanya. Anak-anak perhatian dengan orang tuanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, iya mbak. Aku ga bisa menutupi apapun yang aku rasa dari Ngka, Esa, Pink.

      Delete
  4. kadang aku terdiam setiap membaca tulisanmu, mbak Nitnit yang tidak genit.
    hanya selarik doa yang kupanjatkan, yaitu agar keluarga kecilmu diberkahi olehNYA.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin, amin, amin yra...
      makasih doa juga dukungannya mbak...

      :)

      Delete
  5. postingan yg sederhana tapi bermakna, awalnya saya agak bingung juga lihat style tulisan nyonya yg punya blog ini, tapi lama-lama asyik juga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mas Yoswa...
      Hehehe, udah ga bingung kan sekarang?? :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...