Skip to main content

error bercerita,"Dunia Hitam Itu Adalah Aku Dahulu..."

Dunia itu sudah kutinggalkan. Sudah kupendam jauh di dasar bumi hati... Dunia yang kacau, penuh dengan kekerasan karena kerasnya hidup padaku. Dunia itu sudah kubuang jauh, tapi dia kembali kusambangi. Dengan langkah gemetar aku berusaha mendekati sisi dunia itu lagi. Dunia pencoleng, dunia pecundang yang melabeli diri dengan kesan jantan. Ya, ini mungkin dunia terindahku, yang bisa membakar luka dan mengubahnya jadi tawa berderai. Dunia sombong yang arogan, yang penuh dengan kepalan dan geram juga tak pernah kosong dari sikap siaga. 


Merubah diri kembali menjadi diri yang dulu ternyata lumayan sulit untukku. Ah, kamu begitu hebatnya mengubahku menjadi wanita yang lebih feminin. Lenyap kegarangan yang dulu selalu ada di hidup. Aku memandang diriku sendiri di pantulan cermin. Sesosok wanita dengan gurat duka ada di sana, dengan senyum tipis. Mata itu, aku mengenal mata itu. Aku mengenal sorot pandang itu. Luka, tapi ada hal berbeda di sana. Garis wanita itu lebih lembut. Itu aku sekarang. Dan aku akan mengubahnya menjadi aku yang dulu!


Rasa sakit ini benar-benar menghujamku, kecewa ini benar-benar menghantamku! Dan aku jatuh, tak sanggup bangkit lagi. Hanya kerasnya dunia yang dulu yang bisa membangkitkanku dan bisa membuatku memukul langit dan angin hingga tersungkur di ujung ibu jari kakiku. Tapi dimana kepalanku? Hilang! Aku harus bangkit untuk hidupku sendiri. Dimana garang dan geramku?


Laut beberapa waktu lalu menarik hampir seluruh penjagaku. Belati bergerigi, dan senjata api itu ada di dasar laut sudah. Tanganku kosong, walau aku masih yakin masih ada kekuatan lain dalam diriku, ya, semangat dendam mungkin. Uffh..., dendam. Satu kata yang pernah menghancurkan seseorang hingga tak berdaya. Luluh, dan tak lagi bisa mempermainkan kapan nyawa ini akan hilang, karena nyawanya lenyap sebelum nyawaku dihapus waktu. Tersungkur di hadapanku dengan darah segarnya di jalan raya yang sepi. Ditembus peluru tepat di dada kiri. Polisi? Mereka ada di sampingku, sahabat-sahabatku yang selalu mendampingiku, dan bisa menghapus semua kejadian tanpa bekas! Tak ada yang tau..., dan tak ada yang menyangka bahwa bajingan itu mati di tanganku. Semua dikemas rapi... Itu dulu...


Sekarang apa yang harus kuperbuat? Dengan kepalan kosong, tatap mata bimbang, dan langkah setengah ragu, haruskah kusambangi duniaku lagi? Pantulan bayang wanita di cermin itu adalah aku yang sekarang, yang jauh lebih lembut. Haruskah aku berlari lagi menjemput dunia hitamku? Perang bathin menyerang. Dan aku masih duduk terpekur di sini, di atas batu hitam bersama debur air laut... Belati karat dan senjata apiku yang juga pasti berkarat ada di sana.., di dalam deburannya, yang sama berdeburnya dengan jantungku saat ini...


                                                  **************************



Comments

  1. Tulisannya bagus, Mbak :)
    Gara2 judulnya hitam,jadi berasa hitam semua nih blognya *eh :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, makasih mbak Esti... :)
      Hihihi..., warna cintaku memang warna hitam, mbak. Lebih gimanaaa gitu... hehehe :D

      Delete
  2. wah mau kembali ke dunia gansters ya.
    wanita kan malah bagus feminim kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, iyah tuh si tokohnya lagi kena dilema, mau ke dunia gangster lagi atau tetap di dunia feminin :D

      Delete
  3. Sampek deg deg an ini membacanya Mbk.

    Tapi bagus kok tulisannya.

    Semuanya memang harus dijadikan pelajaran yang berharga to.

    Karena dari situ kita bisa bangkit, dan belajar dewasa.

    Sebuah dunia yang dapat mengantarkan wanita menjadi sehebat anda.

    Salam manis dari Jember.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mas... Semua pengalaman adalah sekolah yang baik, tinggal bagaimana kita menyikapi untuk ke depannya...

      Sssst, jangan bilang siapa-siapa ya tentang dunia hitam itu... ;)

      Salam Senyum dari error

      Delete
  4. Sedikit demi sedikit saya sudah meninggalka dunia hitam. Sudah ada uban yang muncul hi hi hi
    Gambarnya mantaps...
    Salam sayang selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi... Dunia hitam dah jauuh di dasar laut, entah akaan diambil kembali atau ga... hwehehe...sedangkan rambut memutih ini sudah berganti warna...coklat... Hwehehee

      Salam Senyum, error

      Delete
  5. Ini bakal novelkah? Seru Mbak. Aku suka dengan kisah wanita yang perkasa, tegar dan penuh semangat, tapi tetap feminin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin jadi cerita panjang aja mbak.
      Makassiihh... :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...