Bukan sosok yang sempurna mungkin menurutmu. Tapi dia adalah sosok yang kucari selama ini. Seorang laki-laki yang memberiku rasa aman, terlindungi, dan membuatku nyaman. Dia, calon suamiku.
Siapa bilang harus sempurna? Aku tak butuh sosok sempurna! Dia memiliki emosi yang indah. Amarahpun di miliki selain rindu yang disimpannya di hati dan dipersembahkannya untukku. Indah, dan memang indah. Dengan warna yang berpelangi yang dia tebar untuk hidup. Beragam cerita ada di antaraku dan dia, dan dia memiliki begitu banyak cinta yang kuharapkan selama ini.
Dengan tubuh besarnya dia mampu mengangkatku tinggi-tinggi, dan dengan cinta yang besar dia mengangkat hatiku lebih tinggi dari langit! Senyumnya bukan senyum menggoda, dia bukan penggoda sepertimu! Ah memang dia berbeda denganmu ataupun dengan yang lain. Dengan tawanya yang datar, dia mampu menggetarkan dinding jiwaku yang kosong.
Cuma dia yang mampu membentengiku dari hal buruk yang datang dari dalam diriku sendiri. Aku punya keinginan untuk pergi tanpa tujuan. Dia mampu membuatku tak beranjak dari sini. Tak pernah melarangku, tapi cukup dengan kata-kata,"Gue ga ngelarang", dan aku surut dari niatku.
Rengkuhannya yang kuat membuatku aman dalam dekapannya. Tatapan matanya membuatku menunduk. Tak ada satu orangpun berani berbuat itu padaku. Tatapanku jauh lebih tajam dibanding mereka juga kamu. Tinjuku lebih keras memukul dibanding tangan yang siap merengkuh!
Dia calon suamiku, yang selalu ada setiap kali ada saat kumembutuhkan hadirnya. Dia calon suamiku yang menenangkanku saat resah, gelisah, gundah menghantam jiwaku. Ya, dia calon suamiku yang amat mencintaiku dengan tulus, tidak sepertimu!
"Ayo, kembali ke ruangan", sentuhan halus di pundakku dan suara tenang membawaku kembali ke dunia nyata. Aku berjalan kembali ke ruangan tempatku beristirahat. Dan kulihat bayangan samar calon suamiku tersenyum di ujung nyata dan khayal melambaikan tangan padaku.
"Jangan melamun lagi, supaya kamu bisa berkumpul lagi dengan orangtua dan kakak serta adikmu di rumah. Rumah sakit jiwa ini biar saja menjadi tempat singgah sementara untukmu", suara perawat halus masuk dalam telingaku...
Siapa bilang harus sempurna? Aku tak butuh sosok sempurna! Dia memiliki emosi yang indah. Amarahpun di miliki selain rindu yang disimpannya di hati dan dipersembahkannya untukku. Indah, dan memang indah. Dengan warna yang berpelangi yang dia tebar untuk hidup. Beragam cerita ada di antaraku dan dia, dan dia memiliki begitu banyak cinta yang kuharapkan selama ini.
Dengan tubuh besarnya dia mampu mengangkatku tinggi-tinggi, dan dengan cinta yang besar dia mengangkat hatiku lebih tinggi dari langit! Senyumnya bukan senyum menggoda, dia bukan penggoda sepertimu! Ah memang dia berbeda denganmu ataupun dengan yang lain. Dengan tawanya yang datar, dia mampu menggetarkan dinding jiwaku yang kosong.
Cuma dia yang mampu membentengiku dari hal buruk yang datang dari dalam diriku sendiri. Aku punya keinginan untuk pergi tanpa tujuan. Dia mampu membuatku tak beranjak dari sini. Tak pernah melarangku, tapi cukup dengan kata-kata,"Gue ga ngelarang", dan aku surut dari niatku.
Rengkuhannya yang kuat membuatku aman dalam dekapannya. Tatapan matanya membuatku menunduk. Tak ada satu orangpun berani berbuat itu padaku. Tatapanku jauh lebih tajam dibanding mereka juga kamu. Tinjuku lebih keras memukul dibanding tangan yang siap merengkuh!
Dia calon suamiku, yang selalu ada setiap kali ada saat kumembutuhkan hadirnya. Dia calon suamiku yang menenangkanku saat resah, gelisah, gundah menghantam jiwaku. Ya, dia calon suamiku yang amat mencintaiku dengan tulus, tidak sepertimu!
"Ayo, kembali ke ruangan", sentuhan halus di pundakku dan suara tenang membawaku kembali ke dunia nyata. Aku berjalan kembali ke ruangan tempatku beristirahat. Dan kulihat bayangan samar calon suamiku tersenyum di ujung nyata dan khayal melambaikan tangan padaku.
"Jangan melamun lagi, supaya kamu bisa berkumpul lagi dengan orangtua dan kakak serta adikmu di rumah. Rumah sakit jiwa ini biar saja menjadi tempat singgah sementara untukmu", suara perawat halus masuk dalam telingaku...
***********
Saya jadi tersanjung hix...
ReplyDeleteMantap
Salam hangat dari Surabaya
hix...
Deletesalam senyuuum...,
error
cukup puitis juga bahasanya.
ReplyDeletenice..
follow balik juga yah :)
Tengkiyu Fernando
DeleteOce, follback... :)
ternyata sedang halusinasi.
ReplyDeleteitu pasti depresi karena calon suaminya dulu ya?
karena keinginan punya suami seperti itu, dan ga menemui orang yang seperti itu malah bertemu dengan orang yang amat berbeda sifat dan sikapnya, membuat sang tokoh stress, depresi, berhalusinasi, dan akhirnya masuk rsj setelah bertambah parah, mas
Delete