Airmata _ Iwan Fals
Disini kita bicara
Dengan hati telanjang
Lepaslah belenggu
Sesungguhnya lepaslah
Sesuatu yang hilang
Sesuatu yang hilang
Sudah kita temukan
Walau mimpi ternyata
Kata hati nyatanya
Bagaimanapun aku harus kembali
Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini
Air mata nyatanya
Sampai berapa lama
Sampai berapa lama
Kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah
Mengalirlah
Mengalirlah
Lebaran dan liburan adalah paket seru setiap tahun. Menyemut orang yang hendak pulang ke kampung halaman. Tahun ini seperti biasa kami ga kemana-mana, di rumah aja.
"Ma, Lebaran kemana?"
"Biasa, di sini"
"Pulang kampung yuk"
"kampungnya siapa?"
"Ga tau"
"Hehe", dan nyengirlah diriku ini...
Ini pertanyaan yang biasa banget setiap tahun, dan jawaban yang amat sangat biasa banget sekali dua kali tiga kali (hehehe) antara diriku dan dirinya. Halaaaah...!
Tapi tahun ini ada yang berbeda. Pink anak bungsu gue dengan lirih berkata,"Pengen ke Papa". Gue terdiam dan akhirnya tersenyum sambil berkata,"Ya, kalau ada rejeki kita ke Papa". Dan Pink tersenyum mendengar jawaban gue yang sebenarnya dia juga tau bahwa itu berarti akan ke Papanya dalam jangka waktu yang ga tau kapan, ga bisa ditentukan. Makam Papa Ngka, Esa, Pink berada di Semarang, sedangkan kami di Bekasi. Dan Pink sedang dalam kondisi yang ga bisa dibilang bagus kesehatannya. Auto imun yang ada di dalam tubuhnya melemahkan daya tahan tubuhnya, dan Pink ga mampu untuk bepergian jauh.
Gue yakin, Ngka, Esa juga Pink kangen pada Henk, Papa mereka. Tapi mereka bisa meredam rasa kangen yang mereka punya. Hmm, gue jadi pengen nangis nulis ini. Padahal sebenarnya motivasi gue nulis ini karena ingin mengurangi airmata.
Bukan kepergian Henk yang bikin gue sedih. Tapi melihat Ngka, Esa, Pink, yang bikin gue jadi berair mata... Gue belum bisa mempersembahkan hal indah untuk Ngka, Esa, Pink, yang biasa gue singkat jadi kasapink dan gue jadikan nama belakang gue, Nitaninit kasapink. Tiga nyawa kecil yang dengan amat indahnya mengisi hari-hari gue dengan cinta yang tak tertandingi. Dan gue belum juga bisa memberi hal yang sama indahnya pada mereka...
Tahun ini mendengar, membaca, dan melihat persiapan orang-orang yang hendak pulang kampung memecah airmata dalam hati gue.
Dan doa yang terucap dalam hati ini berbeda dengan doa yang biasanya...,"GUSTI, sebanyak orang yang saling mengunjungi, sebanyak itu juga doa yang terbit untuk sehatnya Pink. Sebanyak orang yang bersibuk menghadapi Lebaran juga liburan, sebanyak itu pula sehat dan bugar yang tersedia bagi Pink. Sebanyak orang yang pulang dan pergi ke kampung halaman, sebanyak itulah bahkan lebih rasa cinta yang tersedia untuk Pink...,amin"
Pulang kampung? Ya, gue berharap banyak orang bisa pulang kampung dengan indahnya, bisa saling mengunjungi dengan banyak senyum, bisa sibuk persiapan Lebaran dan liburan tanpa ada sedikitpun keluhan... Saat menghadapi kemacetan, ingatlah satu orang anak perempuan yang berkeinginan untuk ziarah ke makam Papanya tapi tak mampu karena kondisi kesehatannya ga memungkinkan, Pink... Pink pasti tersenyum jika bisa pergi ke makam Papanya walau harus hadapi macet yang luar biasa, namun sayang Pink ga bisa pergi...
Salam senyum penuh cinta,
error
Mata
Lebaran dan liburan adalah paket seru setiap tahun. Menyemut orang yang hendak pulang ke kampung halaman. Tahun ini seperti biasa kami ga kemana-mana, di rumah aja.
"Ma, Lebaran kemana?"
"Biasa, di sini"
"Pulang kampung yuk"
"kampungnya siapa?"
"Ga tau"
"Hehe", dan nyengirlah diriku ini...
Ini pertanyaan yang biasa banget setiap tahun, dan jawaban yang amat sangat biasa banget sekali dua kali tiga kali (hehehe) antara diriku dan dirinya. Halaaaah...!
Tapi tahun ini ada yang berbeda. Pink anak bungsu gue dengan lirih berkata,"Pengen ke Papa". Gue terdiam dan akhirnya tersenyum sambil berkata,"Ya, kalau ada rejeki kita ke Papa". Dan Pink tersenyum mendengar jawaban gue yang sebenarnya dia juga tau bahwa itu berarti akan ke Papanya dalam jangka waktu yang ga tau kapan, ga bisa ditentukan. Makam Papa Ngka, Esa, Pink berada di Semarang, sedangkan kami di Bekasi. Dan Pink sedang dalam kondisi yang ga bisa dibilang bagus kesehatannya. Auto imun yang ada di dalam tubuhnya melemahkan daya tahan tubuhnya, dan Pink ga mampu untuk bepergian jauh.
Gue yakin, Ngka, Esa juga Pink kangen pada Henk, Papa mereka. Tapi mereka bisa meredam rasa kangen yang mereka punya. Hmm, gue jadi pengen nangis nulis ini. Padahal sebenarnya motivasi gue nulis ini karena ingin mengurangi airmata.
Bukan kepergian Henk yang bikin gue sedih. Tapi melihat Ngka, Esa, Pink, yang bikin gue jadi berair mata... Gue belum bisa mempersembahkan hal indah untuk Ngka, Esa, Pink, yang biasa gue singkat jadi kasapink dan gue jadikan nama belakang gue, Nitaninit kasapink. Tiga nyawa kecil yang dengan amat indahnya mengisi hari-hari gue dengan cinta yang tak tertandingi. Dan gue belum juga bisa memberi hal yang sama indahnya pada mereka...
Tahun ini mendengar, membaca, dan melihat persiapan orang-orang yang hendak pulang kampung memecah airmata dalam hati gue.
Dan doa yang terucap dalam hati ini berbeda dengan doa yang biasanya...,"GUSTI, sebanyak orang yang saling mengunjungi, sebanyak itu juga doa yang terbit untuk sehatnya Pink. Sebanyak orang yang bersibuk menghadapi Lebaran juga liburan, sebanyak itu pula sehat dan bugar yang tersedia bagi Pink. Sebanyak orang yang pulang dan pergi ke kampung halaman, sebanyak itulah bahkan lebih rasa cinta yang tersedia untuk Pink...,amin"
Pulang kampung? Ya, gue berharap banyak orang bisa pulang kampung dengan indahnya, bisa saling mengunjungi dengan banyak senyum, bisa sibuk persiapan Lebaran dan liburan tanpa ada sedikitpun keluhan... Saat menghadapi kemacetan, ingatlah satu orang anak perempuan yang berkeinginan untuk ziarah ke makam Papanya tapi tak mampu karena kondisi kesehatannya ga memungkinkan, Pink... Pink pasti tersenyum jika bisa pergi ke makam Papanya walau harus hadapi macet yang luar biasa, namun sayang Pink ga bisa pergi...
Salam senyum penuh cinta,
error
Mata
Comments
Post a Comment